Ya Dan Tidak
Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. —1 Yohanes 3:10
Ketika kita mencuci tangan untuk menghilangkan kuman dan virus, apakah kita sendiri yang menghilangkan kuman dan virus itu? Ya dan tidak. Lebih tepatnya, sabun dan air yang menghilangkannya—bukan kita. Namun, kita memutuskan untuk memakai sabun dan air guna membersihkan tangan kita.
Dalam 2 Timotius 2, Paulus berkata, “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (ay.21). Ini bukan berarti kita sendiri memiliki kuasa untuk menyucikan diri dari dosa. Akan tetapi, kita menggunakan penyucian yang disediakan Yesus Kristus, yang mati bagi kita di atas kayu salib.
Filipi 3:9 menuliskan, “Dan berada di dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”
Ketika kita menerima Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya membebaskan kita dari hukuman dan kuasa dosa. Ini memampukan kita untuk mengatakan ya dan tidak dalam hidup sehari-hari. Kita dapat berkata tidak untuk keinginan daging atau “nafsu orang muda” yang disebut Paulus (2 Tim. 2:22). Kita dapat berkata ya untuk “kebenaran” (perilaku yang benar), “iman” (keyakinan yang benar), “kasih” (respons yang benar), dan damai sejahtera (fokus yang benar).
Dengan disucikan setiap hari, kita akan “dipandang layak untuk dipakai tuannya (Allah) dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (ay.21). —AL
Tuhan, tolong kami ‘tuk memikirkan yang benar dan sejati,
Yang murni dan mulia—semuanya tertuju pada-Mu;
Jika kami memikirkan apa yang layak dipuji,
Kami ingin hidup bagi-Mu sepanjang hidup kami. —Fitzhugh
Pemikiran yang benar akan menuntun pada kehidupan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar